LPPMHP PALU MAGANGKAN UMKM PENGOLAH IKAN

Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Palu, salah satu UPT Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi tengah; baru-baru ini telah memagangkan UMKM pengolah ikan. Magang pengolahan ikan dilaksanakan 22 - 26 April 2013 di Sidoarjo, Jawa Timur. Akademi Perikanan Sidoarjo (APS) dipilih sebagai tempat magang; mengingat bahwa institusi ini telah banyak melahirkan inovasi produk olahan perikanan. 

UMKM Sulawesi Tengah yang ikut magang berasal dari Kota Palu, yaitu Sahida (abon ikan “Seleraku”); H. Sukardi (abon ikan “Sri Rejeki”); Paulina (abon ikan “To Kaili”); serta Herda (abon ikan “333”). Ke-empat UMKM tersebut sangat antusias mengikuti kegiatan pembelajaran. Pengolahan yang sederhana, mudah dilaksanakan dan memiliki nilai tambah rupanya sangat minat usaha berskala mikro ini. Selama magang; para peserta mendapat pengarahan langsung oleh Direktur APS, Dr. H. Endang Suhaedy, A.Pi, MM.,M.Si.
Jenis olahan yang dipelajari selama magang di antaranya Udang Krispi, Bandeng Tanpa Duri (Batari), Nila Tanpa Duri (Nilatari), Lele Segar Tanpa Duri (Lestari), Nila Krispi, dan Dendeng Daging Ikan Rucah. UMKM ditargetkan terampil mengolah termasuk penerapan Hazard Analisys Critical Control Point (HACCP). Peserta juga diperkenalkan dengan persyaratan bangsal pengolahan yang sesuai Sanitation Standard Oprational Procedure (SSOP) dan Good Manufacturing Practices (GMP); sehingga menghasilkan produk yang memiliki jaminan keamanan pangan dan menghasilkan produk segar berkualitas tinggi. 
Fonny Helmince, Kepala Tata Usaha LPPMHP Palu mengatakan, melalui magang pengolahan ke Sidoarjo ini diharapkan UMKM mendapatkan tambahan wawasan dan keterampilan pengolahan produk perikanan. “UMKM juga diharapkan memahami pentingnya sebuah jaminan keamanan pangan melalui penerapan kelayakan dasar GMP dan SSOP” ungkap Fonny. Lebih lanjut pihaknya mengatakan, bila UMKM ini telah melaksanakan dan menerapkan kelayakan dasar pengolahan, maka berhak untuk mengajukan permohonan pengurusan Sertifikat Kelayakan Pengolah (SKP) yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan KKP-RI.  
Salah satu peserta magang, Paulina, mengatakan bahwa pengolahan ini tidak terlalu sulit. “Saya akan buat seperti ini dan bila hasilnya sudah memuaskan saya akan pasarkan” ujar Paulina yang diamini oleh peserta lain. Terkait hal tersebut, Fonny mengatakan bahwa untuk mewujudkan hal tersebut, perlu kerja keras menyiapkan sarana prasarana termasuk keterampilan dari UMKM. “Pendampingan dan pembinaan secara berkesinambungan, termasuk bantuan peralatan sangat diperlukan oleh UMKM,” ujarnya. (FH/SE).