Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi TengahDinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi TengahDinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Tengah

  • Home
  • Tupoksi
    • Sekretariat
    • Bidang I Pengelolaan Ruang Laut
    • Bidang II Perikanan Tangkap
    • Bidang III Perikanan Budidaya dan P2HP
    • Bidang IV Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan
    • UPT Inspeksi dan Sertifikasi
    • UPT Perbenihan Perikanan
    • UPT Pelabuhan Perikanan
  • Unit Kerja
    • Sekretariat
    • Bidang I Pengelolaan Ruang Laut
    • Bidang II Perikanan Tangkap
    • Bidang III Perikanan Budidaya dan P2HP
    • Bidang IV Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan
    • UPT Inspeksi dan Sertifikasi
    • UPT Perbenihan Perikanan
    • UPT Pelabuhan Perikanan
  • Kontak Kami
  • BERITA
  • Video
  • INFORMASI PUBLIK
    • DATA PPID
  • PPID
    • Profil PPID
      • VISI DAN MISI
      • TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PPID DAN PPID PELAKSANA
      • PROFIL PEJABAT
      • STRUKTUR ORGANISASI,TUGAS, WEWENANG & FUNGSI
    • Standar Pelayanan
    • Laporan PPID
    • SK PPID Pembantu

Sekretariat

HASANUDDIN ATJO: PENUNJUKKAN MENTERI KP 'SURPRISE'

Seorang praktisi sektor perikanan dan kelautan menilai bahwa penunjukkan Susi Pudjiastuti sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan adalah sebuah 'surprise' bukan hanya karena perempuan tetapi juga latar belakangnya sebagai profesional dan pekerja keras.

"Beliau adalah figur pengusaha sukses yang berangkat dari bawah. Beliau tahu persis soal perikanan," kata DR Ir Hasanuddin Atjo, MP, Ketua Perkumpulan Pengusaha Udang Indonesia (Shrimp Club Indonesia) wilayah timur Indonesia kepada Antara Palu, Minggu malam.
Lompatan berpikirnya terkait penujukkan Susi Pudjiastuti sebagai Menteri KP, menurut Atjo, adalah kesadaran penuh dari Presiden Jokowi bahwa nilai tambah sektor KP harus didorong dengan menyediakan sarana angkutan yang memadai dan cepat sepert angkutan udara.

"Logikanya, kalau hasil perikanan bisa tiba di tujuan dengan segera maka kualitas akan tetap terjaga sehingga harga akan tetap tinggi," ujar pengusaha udang dari Makassar, Sulsel itu.
Menurut doktor perikanan Universitas Hasanuddin Makassar ini, Menteri KP baru dalam jangka pendek perlu segera meningkatkan konsolidasi terkait instrument perhubungan dengan peningkatan produktivitas dan daya saing sektor KP.
Menurut penemu teknologi budidaya udang supra intensif itu, kalau bicara masalah poros maritim, maka perlu ada keseimbangan antara wilayah barat dan timur Indonesia.
Peningkatan produktivitas, katanya, harus bisa dinaikan khususnya di wilayah timur yang memiliki sumber daya perikanan yang masih besar, agar penyediaan bahan baku untuk industri di wilayah barat bisa terjaga.
Khusus di sektor perudangan, pemilik CV. Dewi Windu yang bergerak pada pengembangan budidaya udang vanamei modern ini berharap Menteri KP baru akan mampu mendorong tumbuhnya secara berimbang budidaya perudangan yang moderen dan konvensional.
Produksi udang yang berorientasi pada sistem moderen untuk memenuhi pasar internasional harus diberi perlakuan khusus agar mampu memenuhi tuntutan standar kualitas internasional sehingga udang Indonesia tetap bisa mendominasi pasar udang global.
Sedangkan segmen produksi udang yang konvensional juga harus terus didorong agar bertumbuh secara bertahap menjadi usaha modern dengan orientasi pasar global.
"Upaya-upaya seperti ini diyakini akan mampu meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global dan mendorong percepatan kesejahteraan masyarakat khususnya yang terkait langsung dengan sektor kelautan dan perikanan yang strata ekonominya masih berkatergori miskin," ujarnya.
Hasanuddian Atjo yang juga Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulawesi Tengah ini mengaku yakin bahwa sektor KP akan tumbuh lebih cepat di bawah kepemimpinan Menteri KP Susi Pudjiastuti yang merupakan pengusaha sukses perempuan di sektor perhubungan udara namun mengetahui banyak masalah kelautan dan perikanan.
Riwayat hidup singkat
Susi Pudjiastuti lahir di Pangandaran, 15 Januari 1965 adalah pengusaha pemilik dan Presdir PT ASI Pudjiastuti Marine Product, eksportir hasil-hasil perikanan dan PT ASI Pudjiastuti Aviation atau penerbangan Susi Air dari Jawa Barat.
Setamat SMP ia sempat melanjutkan pendidikan ke SMA. Namun, di kelas II SMAN Yogyakarta dia berhenti sekolah karena dikeluarkan dari sekolah lantaran keaktifannya dalam gerakan Golput. Setelah tidak lagi bersekolah, dengan modal Rp750 ribu hasil menjual perhiasan, pada 1983 Susi mengawali profesi sebagai pengepul ikan di Pangandaran. Bisnisnya terus berkembang, dan pada 1996 Susi mendirikan pabrik pengolahan ikan PT ASI Pudjiastuti Marine Product dengan produk unggulan berupa lobster dengan merek "Susi Brand".
Ketika bisnis pengolahan ikannya meluas dengan pasar hingga ke Asia dan Amerika, Susi memerlukan sarana transportasi udara yang dapat dengan cepat mengangkut lobster, ikan, dan hasil laut lain kepada pembeli dalam keadaan masih segar.
Didukung suaminya, Christian von Strombeck, seorang Jerman yang lama bekerja sebagai mekanik pesawat dan pilot di Indonesia, pada 2004 Susi memutuskan membeli sebuah Cessna Caravan seharga Rp20 Miliar menggunakan pinjaman bank.
Melalui PT. ASI Pudjiastuti Aviation yang ia dirikan kemudian, satu-satunya pesawat yang ia miliki itu ia gunakan untuk mengangkut lobster dan ikan segar tangkapan nelayan di berbagai pantai di Indonesia ke pasar Jakarta dan Jepang.
Call sign yang digunakan Cessna itu adalah Susi Air. Dua hari setelah gempa tektonik dan tsunami Aceh melanda Aceh dan pantai barat Sumatera pada 26 Desember 2004, Cessna Susi adalah pesawat pertama yang berhasil mencapai lokasi bencana untuk mendistribusikan bantuan kepada para korban yang berada di daerah terisolasi. Peristiwa itu mengubah arah bisnis Susi.
Di saat bisnis perikanan mulai merosot, Susi menyewakan pesawatnya itu yang semula digunakan untuk mengangkut hasil laut untuk misi kemanusiaan. Selama tiga tahun berjalan, maka perusahaan penerbangan ini semakin berkembang hingga memiliki 14 pesawat, ada 4 di Papua, 4 pesawat di Balikpapan, Jawa dan Sumatera. Perusahaannya memiliki 10 pesawat Cessna Grand Caravan, 2 pesawat Pilatus Porter, 1 pesawat Diamond star dan 1 buah pesawat Diamond Twin star. Sekarang Susi Air memiliki 45 pesawat terbang beragam jenis.
Susi menerima banyak penghargaan antara lain Pelopor Wisata dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat, Young Entrepreneur of the Year dari Ernst and Young Indonesia tahun 2005, serta Primaniyarta Award for Best Small & Medium Enterprise Exporter 2005 dari Presiden Republik Indonesia. Tahun 2006, ia menerima Metro TV Award for Economics, Inspiring Woman 2005 dan Eagle Award 2006 dari Metro TV, Indonesia Berprestasi Award 2009 dari PT Exelcomindo. Pada tahun 2008 ia mengembangkan bisnis aviasinya dengan membuka sekolah pilot Susi Flying School melalui PT ASI Pudjiastuti Flying School.

ALUR PELAYANAN

MEKANISME PENERBITAN BUKU KAPAL

© 2025 Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Tengah

Main Menu

  • Home
  • Tupoksi
    • Sekretariat
    • Bidang I Pengelolaan Ruang Laut
    • Bidang II Perikanan Tangkap
    • Bidang III Perikanan Budidaya dan P2HP
    • Bidang IV Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan
    • UPT Inspeksi dan Sertifikasi
    • UPT Perbenihan Perikanan
    • UPT Pelabuhan Perikanan
  • Unit Kerja
    • Sekretariat
    • Bidang I Pengelolaan Ruang Laut
    • Bidang II Perikanan Tangkap
    • Bidang III Perikanan Budidaya dan P2HP
    • Bidang IV Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan
    • UPT Inspeksi dan Sertifikasi
    • UPT Perbenihan Perikanan
    • UPT Pelabuhan Perikanan
  • Kontak Kami
  • BERITA
  • Video
  • INFORMASI PUBLIK
    • DATA PPID
  • PPID
    • Profil PPID
      • VISI DAN MISI
      • TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PPID DAN PPID PELAKSANA
      • PROFIL PEJABAT
      • STRUKTUR ORGANISASI,TUGAS, WEWENANG & FUNGSI
    • Standar Pelayanan
    • Laporan PPID
    • SK PPID Pembantu