Direktorat Jenderal (Ditjen) Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan menggelar “Temu Koordinasi Pemantapan Pelaksanaan Kebijakan Industrialisasi Perikanan Budidaya Tahun 2014”. Kegiatan yang masih dalam rangkaian RAKERNIS setingkat eselon I ini digelar di Golden Flower Hotel, Jalan Asia Afrika Bandung mulai 3-7 Maret. Rakernis kali ini mengangkat tema; “Pelaksanaan Strategi Pro Job, , Pro Poor, Pro Growth dan Pro Environment dalam Pembangunan Perikanan Budidaya yang Berkelanjutanuntuk Penguatan Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat”.
Turut hadir pada kesempatan tersebut para direktur dan pejabat terkait lingkup Ditjen Perikanan Budidaya, Para Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi, Kepala Dinas Kab/Kota yang ditetapkan sebagai kawasan minapolitan, serta Unit Pelaksanan Teknis (UPT) lingkup Ditjen Perikanan Budidaya.
Kegiatan tersebut menjadi lebih marak dengan hadirnya para mantan Dirjen seperti DR. Made L. Nurjana, DR. Fatchuri Sukadi, dan DR. Ketut Sugama; serta para pakar perikanan budidaya seperti Prof. Komar yang merupakan pakar reproduksi ikan; Prof. Kamiso pakar penyakit serta Prof. Enang Haris, pakar akuakultur.
Sekretaris Ditjen Perikanan Budidaya, M. Abduh, selaku ketua panitia pelaksana dalam laporannya menyatakan bahwa Temu Koordinasi ini bertujuan untuk evaluasi kegiatan tahun 2013, memantapkan pelaksanaan industrialisasi perikanan budidaya berbasi blue economy tahun 2014. “Kegiatan ini juga dimaksudkan untuk menjaring bahan masukan bagi penyusunan RPJM Nasional 2015-2019; khususnya dalam upaya memacu peningkatan mutu produksi dan produktivitas perikanan budidaya” ungkap Abduh.
Dalam evaluasinya, Dirjen Perikanan Budidaya, Slamet Subyakto menyatakan bahwa saat ini Indonesia telah menempati 5 besar produsen perikanan budidaya. “Malahan, untuk rumput laut dan bandeng, kita menempati urutan pertama dunia,” ungkapnya. Selanjutnya pria akrab dipanggil Totok ini mengungkapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) ditjen yang dipimpinnya. “Hampir semua telah mencapai target, hanya kontribusi terhadap PDB nasional yang tidak. Namun capaian konntribusi itu pun masih di atas PDB nasional berkisar 6,2%” lanjutnya.
Dirjen Perikanan Budidaya pada kesempatan itu juga mengucapkan rasa terima kasihnya serta memberi apresiasi atas kerja keras para satker di Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi, Kab/kota serta UPT lingkup Ditjen Perikanan Budidaya, hingga produksi perikanan budidaya nasional menempatkan Indonesia sebagai produsen budidaya terbesar kedua setelah China dengan total produksi sekitar 19,2 juta ton. (SE)



