Sejumlah ibu rumah tangga di Palu, Rabu mengeluh karena pada saat ekonomi masyarakat terpuruk akibat gempa dan tsunami, harga ikan justru naik cukup tinggi.
Harga ikan bandeng, misalnya, bergerak naik dari Rp10.000 menjadi Rp25.000/ekor.
"Pokoknya semua jenis ikan laut dan air tawar masing-masing naik cukup tajam," keluh Ny ketut, seorang warga yang tinggal di wilayah Kelurahan Tatura Selatan.
Keluhan senada juga disampaikan Ny Sri, ibu rumah tangga yang berdomisili di kawasan Malaya, Kecamatan Palu Selatan. Ibu mudah satu anak itu membenarkan harga ikan naik.
Padahal, kata dia, banyak warga yang masih enggan makan ikan, karena banyak jasad korban tsunami ditemukan di Teluk Palu dan perairan Donggala.
"Ini yang membuat banyak warga Palu masih enggan mengonsumsi ikan," kata dia.
Namun demikian, pada saat banyak warga kurang berminat makan ikan, justru harganya naik.
Udin, seorang pedagang ikan di Pasar Masomba Palu mengatakan kenaikan harga ikan dikarenakan pasokan masih kurang, sebab belum banyak nelayan yang beraktivitas pascagempa dan tsunami yang terjadi di Kota Palu, Kabupaten Donggala dan Sigi.
Dampak bencana alam tersebut juga terjadi di Kabupaten Parigi Moutong. Sementara kebanyan ikan yang dijual di pasar-pasar di Ibu Kota Provinsi Sulteng didatangkan pedagang dari Kabupaten Parigi Moutong dan Donggala.
Selain itu, kata dia, juga harga ikan di tingkat nelayan naik sehingga pedagang ikut menyesuaikan harga penjualan. "Nanti kalau semuanya sudah kembali normal, harga ikan pasti turun lagi," kata udin.
Aktivitas perekonomian di Kota Palu seperti pasar-pasar, toko, kios, swalayan dan SPBU semakin normal lagi.
Sumber: Antara Sulteng