Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi TengahDinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi TengahDinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Tengah

  • Home
  • Tupoksi
    • Sekretariat
    • Bidang I Pengelolaan Ruang Laut
    • Bidang II Perikanan Tangkap
    • Bidang III Perikanan Budidaya dan P2HP
    • Bidang IV Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan
    • UPT Inspeksi dan Sertifikasi
    • UPT Perbenihan Perikanan
    • UPT Pelabuhan Perikanan
  • Unit Kerja
    • Sekretariat
    • Bidang I Pengelolaan Ruang Laut
    • Bidang II Perikanan Tangkap
    • Bidang III Perikanan Budidaya dan P2HP
    • Bidang IV Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan
    • UPT Inspeksi dan Sertifikasi
    • UPT Perbenihan Perikanan
    • UPT Pelabuhan Perikanan
  • Kontak Kami
  • BERITA
  • Video
  • INFORMASI PUBLIK
    • DATA PPID
  • PPID
    • Profil PPID
      • VISI DAN MISI
      • TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PPID DAN PPID PELAKSANA
      • PROFIL PEJABAT
      • STRUKTUR ORGANISASI,TUGAS, WEWENANG & FUNGSI
    • Standar Pelayanan
    • Laporan PPID
    • SK PPID Pembantu

BERITA

Sekretariat
Berita Umum
11 Mei 2020
Dilihat: 410

  • Cetak
  • E-mail

Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulteng mengembangkan teknik bioflok

dalam budidaya ikan lele dan nila. Teknik ini pemanfaatan bakteri pembentuk flok atau gumpalan sebagai pakan ikan untuk menghemat ongkos.

Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Sulteng, Bunga Elim Somba mengapresiasi gebrakan DKP tersebut. Teknik bioflak hemat asisten sangat cocok diterapkan di lahan yang sempit seperti di pekarangan huniam sementara (Huntara) yang dibuat percontohan oleh dinas.

“Hal ini sangat berarti karena masyarakat diarahkan ke pemberdayaan ekonomi supaya pikirannya tidak kemana-mana,” kata Elim saat meninjau kolam pembudidayaan di pekarangan Huntara NU di Kelurahan Tawanjuka, Rabu 15 Januari 2020.

Disamping mampu menekan ongkos pakan, kelebihan teknik bioflak menurut Elim memungkinkan peternak memanen dalam jangka waktu hanya 4 bulan atau setahun bisa 3 kali panen.

Kelebihan lain yaitu air buangan kolam dapat dipakai sebagai pupuk organik bila disalurkan ke tanaman karena kaya kandungan amoniak hasil penguraian kotoran ikan dan bakteri.

“Ini bisa jadi konsep smart farming jika kemudian sukses dipadukan dengan pertanian,”sebutnya. Elim berpesan, DKP Sulteng segera membuat proses bisnis teknik bioflok melihat peluang ekonominya.

“Bukan hanya budidaya secara sederhana tapi sudah secara teknologi lewat bioflok yang memakai bakteri,” tandas asisten. Turut bersama asisten, Kepala DKP Sulteng, Arif Latjuba dan Karo Administrasi Ekonomi dan Pembangunan Rudi Dewanto.

 

Umber: Palu Ekspres

  • Sebelum
  • Berikut

ALUR PELAYANAN

MEKANISME PENERBITAN BUKU KAPAL

© 2025 Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Tengah

Main Menu

  • Home
  • Tupoksi
    • Sekretariat
    • Bidang I Pengelolaan Ruang Laut
    • Bidang II Perikanan Tangkap
    • Bidang III Perikanan Budidaya dan P2HP
    • Bidang IV Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan
    • UPT Inspeksi dan Sertifikasi
    • UPT Perbenihan Perikanan
    • UPT Pelabuhan Perikanan
  • Unit Kerja
    • Sekretariat
    • Bidang I Pengelolaan Ruang Laut
    • Bidang II Perikanan Tangkap
    • Bidang III Perikanan Budidaya dan P2HP
    • Bidang IV Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan
    • UPT Inspeksi dan Sertifikasi
    • UPT Perbenihan Perikanan
    • UPT Pelabuhan Perikanan
  • Kontak Kami
  • BERITA
  • Video
  • INFORMASI PUBLIK
    • DATA PPID
  • PPID
    • Profil PPID
      • VISI DAN MISI
      • TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PPID DAN PPID PELAKSANA
      • PROFIL PEJABAT
      • STRUKTUR ORGANISASI,TUGAS, WEWENANG & FUNGSI
    • Standar Pelayanan
    • Laporan PPID
    • SK PPID Pembantu